Deretan Upacara Adat Jawa Barat, dari Religi Hingga Kelahiran
Jawa Barat merupakan daerah yang menyimpan kekayaan adat. Salah satunya adalah upacara adat Jawa Barat. Upacara adat dimiliki oleh provinsi tersebut sangat beragam. Mulai dari religi, pertanian, kelahiran dan lainnya. Warisan budaya tersebut terus dilestarikan oleh masyarakat sampai sekarang.
Sebagai warga Jawa Barat, sudah menjadi kewajiban untuk ikut melestarikan upacara adat. Namun bagi masyarakat provinsi lain, mempelajari warisan budaya milik Jawa Barat merupakan salah satu bentuk kecintaan terhadap tanah air. Warisan budaya tersebut juga dapat dijadikan sebagai destinasi wisata yang mengedukasi.
Wisata budaya tidak hanya dapat mengedukasi masyarakat Indonesia namun juga mampu menarik wisatawan luar negeri. Melalui wisata, budaya bisa diperkenalkan kepada semua orang di dunia. Upacara adat tersebut diharapkan bisa dikenal oleh masyarakat luas sehingga tetap terjaga kelestariannya.
Upacara Adat Jawa Barat Bertema Religi
Upacara adat nomor satu yang mengandung unsur religi ialah bubur syura. Kegiatan tersebut tidak mempunyai kaitan sama sekali Hari Asyura dimana umumnya diperingati sebagai hari meninggalnya salah satu tokoh Islam, Husein. Cucu Nabi Muhammad SAW tersebut meninggal dalam suatu hal di Karbala.
Warga di mana menyelenggarakan upacara adat Jawa Barat bernuansa religi itu merupakan masyarakat Cilacap. Tradisi Islam tersebut sering dikaitkan dengan salah seorang Nabi, yakni Nuh. Selain itu, dihubungkan juga dengan Nyai Pohaci Sanghyang Sri yang merupakan Dewi Kesuburan dalam kepercayaan Jawa.
Tradisi tersebut diselenggarakan di luar rumah satu di antara anggota warga dianggap mampu menyelenggarakannya. Pelaksanaannya bisa berlokasi pula di pinggir sungai, lapangan atau tempat tertentu dikehendaki oleh warga. Kegiatan tersebut memerlukan banyak kelengkapan seperti sesajen, kesenian, benda keramat hingga alat pembuat bubur.
Upacara adat Jawa Barat bertema religi selanjutnya yakni ngalungsur pusaka. Upacara religi tersebut dipimpin juru kunci lebih sering disebut kuncen. Dalam tradisi itu pula diperkenalkan benda-benda warisan Sunan Rohmat Suci. Benda tersebut terus dilestarikan oleh warga setempat.
Dalam rangkaian proses upacara tersebut, peserta bisa melihat proses memandikan benda pusaka. Peserta dapat mengenali apa saja dan seperti apa bentuk pusaka peninggalan Sunan Rohmat Suci di daerah mereka. Benda-benda pusaka tersebut adalah lambang perjuangan Sunan Rohmat Kudus saat menyebarkan agama Islam.
Ziarah dalam Rangka Upacara Adat Jawa Barat
Situs :
- chnrl.org
- pinuji.net
- xlaxiatadigirace.com
- resepkuekomplit.com
- minangkini.com
- astuin.org
- lovingcards.net
- hargaresmiqncjellygamat.com
- jembatankesehatan.com
- kainikat.com
- murupo.com
- mwc-barcelona.org
- volcano-run.com
- asiab2b.org
- resepmakansedap.com
- thefuture-hr.com
- buygopronow.com
- 1001ceritakeluargalivina.com
- afinihayafaradisa.com
- 4hotelliers.com
- ainymotivationclass.com
- backxxxx.com
- cafeblazer.com
- alexnono.com
- allthatsinsteresting.com
Upacara adat berbentuk ziarah pertama adalah rebo wekasan. Ziarah tersebut umunya diselenggarakan oleh warga sekitar Sungai Drajat, Cirebon. Bentuk kegiatannya adalah mengunjungi makam Sunan Kalijaga. Waktu pelaksanaannya adalah Rabu tepatnya pekan terakhir bulan Shafar menurut kalender hijriah.
Pemilihan Rabu pekan terakhir bulan Shafar memiliki makna tertentu. Pemilihannya didasari oleh anggapan bahwa waktu tersebut merupakan hari terbaik dalam menghilangkan bala dan kesialan. Budaya yang turut menyertai rebo wekasan adalah lomba mendayung. Umumnya, lomba tersebut diselenggarakan setelah upacara adat usai.
Upacara adat Jawa Barat bertema ziarah selanjutnya adalah ngunjung atau munjung. Nama tradisi ini asal katanya adalah kunjung, yakni berziarah serta berdoa pada tempat peristirahatan leluhur. Tradisi tersebut melambangkan rasa syukur warga atas nikmat yang telah diterima selama ini.
Warga Indramayu, Cirebon serta sekitarnya umumnya menyelenggarakan tradisi tersebut di makam leluhur dan tokoh agama disegani atau dianggap keramat. Tujuan tradisi tersebut tentunya adalah untuk meminta keselamatan hidup. Tradisi syukur tersebut umumnya diadakan selepas panen padi.
Dalam tradisi tersebut disertai dengan pagelaran wayang kulit dan sandiwara sebagai kesenian khas daerah. Selain itu, masyarakat turut pula menghadirkan berbagai kuliner khusus seperti nasi tumpeng serta macam kuliner tradisional lain sesuai dengan yang dianjurkan.
Bentuk Syukur atas Rahmat Tuhan Melalui Upacara Adat Jawa Barat
Di samping bertema religi, ada pula ragam upacara adat diselenggarakan sebagai wujud syukur atas limpahan rahmat hasil dalam mencari nafkah dari alam. Terdapat berbagai macam usaha masyarakat dalam mencari nafkah di alam, mulai dari bertani hingga melaut. Masyarakat kemudian melakukan sebuah tradisi dalam rangka berterima kasih kepada alam.
Upacara adat pertama tema tersebut yakni pesta laut. Lokasi pelaksanaan tradisi tersebut di Pangandaran Ciamis serta Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Selain itu, dilaksanakan pula di berbagai wilayah pesisir Jawa Barat. Dalam pelaksanaannya, nelayan membawa sesaji dalam perahu mereka sebelumnya telah dipercantik dengan berbagai hiasan.
Salah satu sesajen dalam tradisi tersebut adalah kepala kerbau dibalut kain putih. Sesajen ini ditenggelamkan ke laut sebagai simbol persembahan kepada penjaga laut serta guna menolak bala. Tradisi tersebut diselenggarakan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur serta pengharapan atas keselamatan ketika mencari rezeki di laut.
Upacara adat Jawa Barat sebagai wujud syukur atas nikmat sang pencipta selanjutnya adalah ngalaksa. Berbeda dari pesta laut sering dilaksanakan nelayan, ngalaksa diselenggarakan oleh para petani. Tradisi ini biasa dilaksanakan warga wilayah Ranca Kalong, Sumedang.
Proses pelaksanaan ngalaksa yaitu mengangkut padi ke lumbung memakai rengkong (bambu panjang berlubang umumnya dipakai untuk membawa beras). Penyelenggaraannya adalah pada bulan Juni. Poin menarik dari tradisi tersebut adalah suara musik rengkong yang digoyang-goyang ketika berjalan.
Ngalaksa mempunyai maksud bentuk ungkapan syukur warga atas kesuksesan panen ketika bertani. Masyarakat tidak pernah melupakan peran Tuhan dalam keberhasilan hidup. Setelah memperoleh nikmat ketika panen, masyarakat selalu melaksanakan ngalaksa sebagai bentuk terima kasih kepada sang pencipta.
Upacara Adat Jawa Barat Tradisi Pernikahan Hingga Kehamilan
Jawa Barat memiliki banyak sekali upacara adat. Bahkan, pada pernikahan tidak hanya terdapat 1 upacara saja. Di antara upacara dalam pernikahan yakni neundeun omong. Tradisi tersebut merupakan kunjungan orang tua laki-laki kepada orang tua perempuan dalam rangka silaturahmi dan menyampaikan maksud untuk melamar.
Setelah itu, dilaksanakan ngalamar, yakni tradisi berupa kunjungan orang tua laki-laki dalam rangka meminang sang perempuan. Dalam tradisi tersebut dirancang rencana pernikahan calon pengantin. Kemudian, dilaksanakan pula seserahan, yakni proses penyerahan calon pengantin laki-laki kepada orang tua si perempuan untuk dinikahkan.
Setelah seorang istri mengalami masa kehamilan, dilaksanakan tingkepan. Tradisi tersebut dilaksanakan sesudah sang istri mengandung anaknya selama 7 bulan. Tingkepan asal katanya tingkep mempunyai makna tertutup. Maksudnya adalah sang calon ibu dilarang bercampur dengan suaminya dalam waktu 40 hari sesudah melahirkan.
Upacara adat Jawa Barat tingkepan sering diisi pengajian serta memandikan sang ibu yang tengah hamil. Dalam tradisi tersebut juga disajikan rujak kanistren, yaitu rujak terdiri atas 7 macam atau jenis. Sang ibu nantinya dimandikan 7 orang anggota keluarga terdekat dengan menyiramkan air bunga tujuh rupa.
Pada siraman ke 7, dimasukkan seekor belut hingga menyentuh perut sang ibu. Tradisi tersebut bertujuan untuk mengharap keselamatan bayi didalam kandungan. Selain itu, juga guna menjaga kesehatan sang ibu dengan mengurangi porsi kerja karena masa mengandung besar.
Jawa Barat mempunyai beragam tradisi terus dijaga serta dilestarikan masyarakat setempat. Hampir setiap aspek kehidupan diperingati dengan tradisi, mulai dari pernikahan, kehamilan, usaha mencari nafkah hingga berziarah untuk menghormati leluhur. Bubur syura, rebo wekasan dan pesta laut merupakan beberapa contoh upacara adat Jawa Barat.